Rabu, 24 Oktober 2012
BUDIDAYA SAYUR ORGANIK
Penulis : Bahrul Ulum ( Ketua PPl Bumi Lestari Malang)
Sesuai dengan pengalaman penulis, jika penanaman sayur atau tanaman yang lain langsung menuju organic akan mengalami banyak kendala antara lain:
1. Petani selalu berpikir sayur organik itu harga mahal,
sehingga cepat panen dapat uang banyak, kenyataanya sebaliknya
2. Pemahaman bertani, organic hanya tidak menggunakan pestisida atau
tidak menggunakan pupuk kimia, kenyataan lebih komplek karena menjaga
keanekaragaman agroekosistem, rantai makanan tidak terputus.
3. Bertani organic cukup sekali musim tanam, kenyataanya butuh waktu
yang lama karena kondisi tanah dan lingkungan yang sudah rusak(dilengkali
hasil uji lab tanah sebagai titik awal mulai bertani ramah lingkungan)
4. Lingkungan masyarakat sekitar yang kurang mendukung.
5. Butuh waktu yang lama
6. Dst
Sehingga dengan masalah seperti diatas, menulis menyarankan atau mengajak pembaca bukan ke organic minded tapi menekan biaya produksi pertanian dengan memanfaatkan limbah limbah yang ada( kotoran sapi, kambing , ayam, igano, hijau daun, sisa air cucian beras, limbah air kelapa, dst). Jika ini dilakukan terus menerus, mau tidak mau akan menuju pertanian organic yang ramah lingkungan.
Perbandingan pertanian hemat biaya/konvensionalramah lingkungan/organik dan modern/seperti bertani jaman sekarang
Manfaat pupuk organic/bahan organik bagi tanah, akan memperbaiki sifat fisika tanah, sifat kimia tanah dan sifat biologi tanah, sehingga jika dilakukan pemberian bahan organic yang terus menerus tanah akan semakin subur, pengolahan menjadi mudah, akar tanaman akan dengan mudah masuk pada celah celah tanah dan pupuk kimia tidak diperlukan lagi.
Untuk tanah yang kandungan bahan organiknya tinggi menanggulagi hama penyakit akan lebih mudah dan ringan, cukup menggunakan agen hayati atau agen antagonis seperti, trichoderma sp. beauveria bassiana sp, corynebacterium sp, psedomonash flrorescent indofit sp. metharizium sp. gliocladium sp, verticylium sp, bakteri merah sp, dst. Karena ada keseimbangan agroekosistem, rantai makanan tidak putus.
Pemakain pupuk kimia, cuma baik untuk sementara waktu saja, karena pupuk kimia cuma memperbaiki sifat fisika tanah dan kimia tanah saja. Jika dilakukan terus menerus, tanah akan semakin keras dan liat, sehingga akar tanaman tidak bisa menerobos tanah yang keras dan liat. Pengendalian hama penyakit akan semakin sulit, karena semakin hari dosis pestisida/racun akan semakin tinggi dan banyak mikroba, hewan hewan lain yang menguntungkan bagi petani juga mati. Tidak ada keseimbangan agroekosistem, rantai makanan terputus.
Seperti uraian diatas dilakukan dilahan pertanian, jika bertani sayur dalam polybag akan semakin mudah dan bisa langsung menuju organik
Waktu mulai menuju pertanian yang ramah lingkungan harus ada titik awal(uji laborat tanah)dan harus ada pencatataan, (jika uji laborat tanah mahal, lebih baik dibelikan bahan organic saja). Pencatatan harus dilakukan rutin sehingga menjadi suatu buku laporan kegiatan kerja yang berisi semua kegiatan pertanian ini dinamakan SOP lokal(standar operasional prosedur lokal)
Catat apa yang kamu kerjakan dan kerjakan apa yang kamu catat
Catatan ini memuat antara lain:
1. Sejarah lahan( kapan pemakaian pupuk kimia terakhir, pemakain pestisida terakhir, bahan organic yang dimasukan ke lahan,)
2. Sumber benih
3. Sumber air yang mengaliri(yang dipakai)
4. Sumber limbah sapi, kambing, ayam, dst
5. Semua perlakuan pada tiap tanaman di tiap lahan
6. Jumlah dan jenis agent hayati yang dipakai
7. semua permasalahan yang ada
8. dst
jika pada pertengahan musim tanam ada masalah akan dengan mudah dicari sumber masalah dengan cara penelusuran catatan yang dibuat tadi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar