Berbukalah dengan yang manis. Kalimat tersebut sering terdengar di bulan Ramadan, apalagi jelang buka puasa. Tak heran, masyarakat pun sering mengawali buka puasa dengan makanan-makanan yang manis, karena itu dianjurkan dalam agama Islam.
Tapi bagaimana jika makanan-makanan manis yang kita makan ternyata berasal dari bahan pemanis buatan? Mungkin rasanya, tak jauh beda, sama-sama manis. Tapi dampaknya sangat berbahaya bagi tubuh.
Ada dua jenis pemanis buatan yang sering digunakan dalam makanan ataupun minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat, yakni Aspartam dan Sakarin. Dua jenis pemanis buatan ini ternyata amat membahayakan bagi para konsumennya apalagi dikonsumsi secara berlebihan. Contohnya sakarin yang terdiri struktur dasar Sulfida Benzoat ini mampu membuat kulit Anda memerah, meradang atau bahkan kanker.
Seperti yang dilansir di www.sweetpoison.com, berdasarkan penelitian dari National Cancer Institute, Amerika, diketahui Sakarin yang dikonsumsi pada anak umur 9-10 tahun secara berlebihan bisa menyebabkan kanker kandung kemih tumbuh lebih cepat. Bahkan amat berbahaya jika dikonsumsi oleh orang-orang yang mempunyai alergi Sulfa karena bisa berakibat secara langsung seperti biduran, perdangan dan kemerahan pada kulit. Bahaya Sakarin juga mengintai bayi dan calon ibu. Medical Association, Amerika Serikat menemukan beberapa susu mengandung jumlah sakarin berlebihan yang dikhawatirkan menyebabkan ibu dan bayi mengalami sulit buang air atau gangguan metabolime.
Bukan hanya bahaya Sakarin yang mengintai, pemanis buatan lainnya seperti aspartam yang ada di permen dan minuman soda tak kalah membahayakan. Zat yang merupakan bentuk dari metil ester dari dipeptida dua asam amino ini, jika dikonsumsi berlebihan bisa membuat penggunanya mengalami gangguan jiwa.
Dalam penelitian dengan metode acak yang dilakukan para ahli diketahui orang-orang yang mempunyai migrain akan lebih mengalami sakit kepala yang jauh lebih tinggi ketika mereka mengkonsumsi aspartam lebih sering. Bahkan zat ini sama sekali tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh orang-orang yang mengalami depresi karena bisa mengakibatkan perasaan panik, perubahan mood, halusinasi dan perasaan seperti terisolasi yang lebih tinggi daripada orang normal.
Apalagi Asparatam ditemukan awalnya bukanlah bertujuan untuk membentuk pemanis buatan namun si penemunya, James Schslatte membuat racikan kimia ini sebagai obat. Nah, jika tahu begitu minuman soda atau permen yang Anda makan sesungguhnya adalah obat bukan makanan atau minuman yang harus dikonsumsi dengan semestinya.
Untuk menghindari dampak dari pemanis buatan ini, para ahli menganjurkan untuk mencari pemanis lain yang berasal dari alam seperti tebu, gula aren, buah-buahan dan sebagainya.
Sumber : merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar